*Kau Tetap Ada dalam Raga dan Sukma yang Berbeda*



Ayunda Letitia Zahra, gadis kelas satu SMA yang sangat polos, ramah, pintar dan banyak disukai cowok-cowok disekolah. Ia merupakan anak pertama dari 1 saudara. Yups, dia anak tunggal. Yunda, itulah nama panggilan gadis manis ini. Disekolahnya ini Yunda selalu menduduki peringkat pertama di kelasnya bahkan dia peringkat pertama parallel.
Dan, diperingkat pertama untuk kelas tiga adalah Adhitya Revan Andrean.Cowok keren yang menjadi idola semua cewek di SMA ini. Dhitya, adalah cowok yang keren, pintar, cool, ramah, baik hati dan ia juga menjadi kapten basket disekolahnya itu. Tak jarang, Dhitya selalu diuber-uber cewek-cewek cantik disekolah ini. Tapi herannya, belom ada seorang gadis pun yang dipilihnya untuk menjadi seorang pacar.



“Yunda, ikut aku yuk”
“Kemana sih Shyn?”
“Aku ingin liat pertandingan basket dilapangan Yunda.Kan ada Kak Dhitya disana. Ayuk ikut aku Yun, aku pengen kamu yang nemenin..”
Yah, Shynia adalah sahabat baik Yunda sejak mereka duduk dikelas 3 SMP hingga saat ini.Dan kebetulan Shyna dan Yunda selalu satu kelas.Tak heran mereka sangat akrab dan sudah seperti saudara.Shyna adalah salah satu cewek disekolah yang menjadi ‘Dhityanezer’ yah, para fans dari Adhitya Revan Andrean. Tak heran jika setiap pertandingan basket digelar Shyna selalu berpenampilan sangat berbeda dari biasanya dan ia sangat antusias untuk mendapat bangku paling depan agar bisa bertemu dengan sang pangeran hatinya itu. Seperti kali ini.Dia menarik tangan Yunda sahabatnya itu untuk melihat pertandingn basket terebut.
Kali ini, kelompok basket sekolah mereka menggunakan seragam basket berwarna putih biru dan Dhitya tampil dengan sangat menawan.Dia menggunakan nomor 7.Memang, 7 adalah nomor kesukaan Dhitya.
Saat Dhitya mulai memasuki lapangan, sorak sorai para Dhityanezer membahana. Tak jarang para fans Dhitya ini berteriak histeris saat Dhitya memasuki lapangan. Apalagi jika Dhitya sudah mengeluarkan senyum manisnya itu, yang ditambah dengan bumbu lesung pipi Dhitya yang indah pasti cewek-cewek bakalan ‘klepek-klepek’ kayak ikan yang jauh dari air.
“ih, apaan sih cewek-cewek ini? Keren juga gua dari pada si Dhitya..” omel Riza dibalik sorak sorai ricuh pendukung Dhitya.
“Minggir, gua mau lewat..” bentak Gabriela pada salah satu cewek yang menghalangi jalannya.
Gabriela memang selalu begitu, dia selalu menganggap semuanya tak berharga dimatanya.Karna dia merasa bahwa hanya dia cewek paling cantik dan tajir disekolah ini.
“Kak Dhitya… Kamu PASTI MENAANG…!!! Kak Dhitya SEMAANGAAAAT…!!!” teriak Shyna saat Ditya berlalari didepannya. Dan Dhitya pun menoleh kearahnya dan memberinya senyuman manisnya itu.
“Yunda, lihat deh..Kak Dhitya senyum kearahku.Yunda, dia senyum ke aku.”
“Ia-ia Shyn, gua liat kok.Dia senyum kearah loe.” Jawab Yunda sambil matanya focus ke buku sejarah.
“Ih, Yunda… beneran dong, dengerin aku napa? Jangan baca iu mulu..”
“Ia Shynaku sayang..” Yunda mendongakkan kepalanya dan menatap Shyna dengan puppy eyes nya.
“Iih, Yunda ah… Kak Dhitya… Kak Dhitya.. SEMANGAT”
“Ih, apaan sih cewek ini.Biasa aja coba.Mau loe triak sampai pita suara loe itu putus Dhitya enggak bakalan mau dengerin loe. Dhitya itu sukanya sama gua. Gak mungkin lah, Dhitya mau ngeliha cewek jelek, bau, dan udik macam loe itu. Jangan mimpi ya NON..” hardik Gabriela kearah Shyna
“Ih, biasa aja coba.Gak usah nyolot. Jangan mentang-mentang kamu anak orang kaya terus kamu bisa seenaknya gitu sama orang lain. Belum tentu juga Kak Dhitya suka sama elo. Cewek gak tau malu yang bisanya cuma ngehabisin uang orang tua dan gak bisa mandiri.”
“Ih, beraninya kamu ngomng kayak gitu dihadapan gua.Awas ya loe.Gak bakalan selamat hidup loe.Karna loe dah berani ngehina gua.” Jawab Gabriela dengan penuh emosi pada Shyna
“Enggak takut tuuh.. :P”
Gabriela segera meninggalkan lapangan karena moodnya sudah dibuat jelek oleh Shyna.Baru kali ini ada cewek yang berani ngomong gitu ke arah Gabriela. Dan ia tak akan tinggal diam. Dia sudah menyusun rencana agar Shyna menyesal telah mengatakan itu padanya.
“Shyna, ngapain sih kamu cari gara-gara samaKak Gabriela? Dah tau dia Kakak Kelas paling aneh, masih aja kamu ladeni.”
“Biarin Yun, aku gak suka aja dia semena-mena kayak gini. Dia pikir aku bakalan takut ma dia?Gak bakalan.”
Setelah pertandingan selesai, sekola Yunda pulang dengan membawa sejuta rasa bangga.Karena sekolahnya pulang dengan membawa bermacam piala.Pertama, dipertandingan tadi sekolahnya menang dengan sekor yang jauh.Kemudian Dhitya tampil sebagai kapten yang paling sukses, dia juga membawa pulang piala sebagai pemain terbaik.Selain itu Pak Hugo, pelatihnya dinobatkan menjadi pelatih basket SMA terbaik.Betapa bangganya Yunda karena sekolahnya tampil dengan memuaskan dan memborang banyak sekali piala.
Saat perjalanan pulang, Yunda dan Shyna bertemu dengan Dhitya dijalan. Dhitya menghampiri Shyna dan Yunda yang sedang berjalan kaki di taman sekolah.
“Hai Yun,,, Hai Shyn..”
“Emh, hai Kak..” jawab Yunda dengan memberikan senyuman kepada Dhitya.
“Emh,, emh,, h,ha,hai Kak, Kak Dhitya” Shyna sangat grogi saat dipanggil Dhitya karena dia sangat menyukai Dhitya. Jantungnya berdebar tak sesuai dengan ritme biasanya.
“Kak, bagus sekali tadi permainan Kakak.Selamat yah, kakak sukses.”
“EMh, ia yun, terima kasih.Emh, btw nanti ada acara enggak, aku mau mengajak kalian makan siang dikantin.Aku traktir deh.Itung-itung syukuran kemenanganku.Bagaimana bisa tidak?”
“BOLEEH.” Seru Shyna. Dia tak bisa menahan emosinya.Karena dia begitu senang karena Dhitya mengajakknya makan siang. Jarang-jarang kan Dhitya mengajaknya seperti ini.
“Emh, OKey. Nanti jam makan siang aku tunggu disini yah.”
“Ia Kak Dhitya.Makasih yah.Btw, aku masuk kelas dulu yah Kak. Aku masih ada kelas ee..”
“Ia deh Ayunda Letitia Zahra..”
“Hafal banget Kak Dhitya..???”
“ia lah, masak yah gak hafal sih sama nama sebagus itu.? Hhehehe”
“Biasa aja ah Kak..”
Ayunda dan Shyna pun meninggalkan Dhitya ditaman sendirian. Karena mereka masih ada jam pelajaran.
Teet..teeet.. teeeet…
Bel tanda istirahat makan siang berbunyi. Yunda dan Shyna langsung bergegas menuju ke taman dimana hitya menunggu mereka. Sesampainya disana, Dhitya segera bangun dan bergegas menuju ke kantin bersama Yunda dan Shyna.Dijalan menuju kantin, mereka ngobrol, dan banyak sekali cewek yang melihat mereka sangat iri, karena selama ini jarang sekali Dhitya mau ngobrol ma cewek.Apalagi menuju kantin.Hal tersebut dirasakan pula oleh Gabriela. Dia merasa cemburu karena ia tak pernah bisa mengajak Dhitya makan bareng ke kantin. Dan Gabriela pun mendekati mereka.
“Hai Dhitya.. Mu kemana nih.? Kok aku enggak diajak.?” Tanya Gabriela penuh rayu pada Dhitya.
“Bukan urusan kamu.Kan sudah kubilang, jangan pernah kamu mendekatiku lagi.Aku rishi melihatmu Gabriela.” Jawab Dhitya ketus
“Oh, jadi begitu?Okey kalo itu memang mau kamu.Tapi awas yah Dhit.Tunggu saja pembalasanku.”
Dhitya segera pergi meninggalkan Gabriela, tangannya menarik tangan Yunda.Setelah cukup jauh, barulah Dhitya melepaskan genggaman tangannya.Dia segera mengajak Yunda dan Shyna masuk kekantin.Dikantin Dhitya banyak cerita tentang dirinya.Tapi, tatapan matanya hanya mengarah ke Yunda saja.Sedangkan Shyna tak pernah dianggapnya.

Setelah kejadian itu, Dhitya dan Yunda bertambah dekat.Mereka sering kali menghabiskan waktu istirahat bersama.Dan sekarang tanpa Shyna.Shyna sadar, Dhitya lebih suka kepada Yunda ketimbang dirinya.Jadi, sebagai sahabat yang baik, Shyna lebih memilih untuk mengalah kepada Yunda.
Namun, berbeda dengan Gabriela.Dia tak suka ada cewek yang ngedeketin Adhitya. Padahal dia juga sudah jelas-jelas ditolah Adhitya, tapi ia tetap berusaha menjauhkan Dhitya dengan Yunda. Walaupun sebenernya Gabriela tidak suka lagi dengan Dhitya tapi dia ingin melihat Dhitya menderita.Dia ingin membalaskan dendamnya karena Dhitya dulu menolaknya mentah-mentah dihadapan banyak orang.Dan menurut Gabriela itu harus dibalaskan.
Gabriela selalu menjahili Yunda dan dia tidak pernah mau melihat Dhitya dan Yunda berduaan. Dia selalu mencari cara agar mereka berdua berpisah dan tak pernah hidup bahagia.
Namun, karena kekuatan cinta, Yunda dan Dhitya berhasil melewati rintangan itu.Dan akhirnya sesuatu terjadi pada Yunda.Sesuatu yang baru dialaminya.
“Yunda, bisa minta tolong enggak?” Dhitya datang menghampiri meja Yunda
“Oh, minta tolong apaKak, kalo bisa aku bantu pasti aku bakalan bantu”
“Begini, apakah kamu nanti malam tidak ada acara Yun?”
“Emh, sepertinya tidak, memang kenapa?”
“Aku ingin mengundangmu ke acara ulang tahunku yang ke 17 nanti malam.Kamu bisa datang tidak?”
“Emh, sepertinya bisa Kak, baiklah akan aku usahakan datang.”
“Terima kasih Yunda. Aku akan tunggu kehadiranmu jam 7 malam dirumahku yah,”
“Siiap Kakak.”
Malam ini Yunda terlihat sangat cantik.Ia menggunakan rok warna ping muda selutut dengan sepatu berwarna ping tua. Rambut gelobang warna coklat indahnya itu dibiarkan tergerai dan menggunakan bando yang berwarna senada dengan sepatunya. Wajah tirus miliknya ia poles dengan make up natural yang sangat menawan. Ia terlihat sangat cantik. Yunda berangkat dengan menenteng tas yang berwarna putih.
Sesampainya dirumah Dhitya, Yunda disambut dengan senyuman manis pemilik rumah, yah tentuu saja Dhitya.
“Silakan masuk Ayunda Letitia Zahra. J
“terima kasih Kak Adhitya Revan Andrean… J
“Emh, mau dansa denganku?”
“Baiklah, tapi aku tak begitu bisa berdansa.”
“Tak apalah, ayo aku ajari”
Mereka berdua berdansa dengan sangat indah.Mereka menjadi perhatian semua tamu yang hadir.Namun, ditengah mereka berdansa tiba-tiba music mati dan lampu tiba-tiba padam.Saat itu pula Yunda kehilangan tangan Dhitya.Dan tiba-tiba Dhitya ada diatas panggung dengan lilin sebagai penerangannya.
“Aku ingin menyanyikan sebuah lagu bagi pujaan hatiku yang ada disini.”
%  Dia hanya dia di duniaku
Dia hanya dia di mataku
Dunia terasa telah menghilang
Tanpa ada dia di hidupku

Sungguh sebuah tanya yang terindah
Bagaimana dia merengkuh sadarku
Tak perlu ku bermimpi yang indah
Karena ada dia di hidupku

Ku ingin dia yang sempurna yang sempurna
Untuk diriku yang biasa yang biasa
Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya
Ku ingin semua yang ada pada dirinya

Ku hanya manusia biasa yang biasa
Tuhan bantu ku tuk berubah untuk berubah
'tuk miliki dia, tuk bahagiakannya
'tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia

Ku ingin dia yang sempurna yang sempurna
Untuk diriku yang biasa
Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya
Ku ingin semua yang ada pada dirinya

Ku hanya manusia biasa yang biasa
Tuhan bantu ku tuk berubah tuk berubah
'tuk miliki dia, tuk bahagiakannya
'tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia
“Yunda, I LOVE YOU. Aku ingin kau menjadi pendampingku.Karena kamu yang bisa membuatku merasa nyaman dan membuatku bisa merasakan hidup.Maukah kamu menjadi pacarku Ayunda Letitia Zahra?”
Deg, hati Ayunda sangat kaget.Semua badannya lemas dan dia hanya bisa menjawab pertanyaan Dhitya itu dengan anggukan kepala.Mereka resmi menjadi sepasang kekasih saat itu juga.Tepat saat Dhitya berumur 17 tahun.

            Saat hubungan mereka genap berumur 6 tahun, Yunda mengajak Dhitya kerumahnya.Ia ingin memperkenalkan kekasih hatinya itu kepada ibunya. Setelah sampai dirumah, Dhitya disambut dengan sangat ramah dan welcome.Ibu Yunda sangat senang pada Dhitya.Dan Yunda bahagia bisa melihat itu.
Namun, itu tak berjalan lama.Suatu hari, Yunda menyuruh ibunya mengusir Dhitya saat Dhitya mencarinya dirumah.Ia tak pernah mau bertemu dengan Dhitya. Hal itu berlangsung hingga berbulan-bulan.Ibu Yunda kebingungan dengan kelakuan anaknya itu.Sekarang Yunda tak pernah keluar kamar, dia juga tak mau melanjutkan kualiahnya di bidang IT disalah satu universitas terbesar. Dan Dhitya, ia bingung dengan sikap permata hatinya itu. Ia tak tau knapa Yunda sekarang berubah. Dan Dhitya juga tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Dia hanya bisa menunggu hingga Yunda kembali menjadi Yunda yang dulu.Karena Dhitya sangat menyayangi Yunda.
Dan saat Yunda pergi untuk membeli obatnya diapotik, ibuYunda sengaja masuk kekamarnya dan membaca kertas dimeja belajar Yunda.Dan ternyata kertas itu adalah kertas fonis dokter bahwa Yunda mengidap kanker otak.Dan tak disadari ibunya sekarang sudah stadium 2.Dan saat Yunda kembali kekamar, Ibunya segera memeluknya erat.Dan Yunda juga balas memeluk ibunya itu erat.
“Sayang, kenapa kamu tak menceritakan hal itu pada bunda sayang?Bunda pasti bisa memberimu jalan yang baik. Tidak seperti ini, tidak dengan cara yang membuat semua orang panic begini sayang..”
“Maaf Bunda, Yunda tak bisa menceritakan ini semua. Yunda tak ingin orang yang sayang ma Yunda menjadi sangat kehilangan, bun.”
“Tapi tidak begitu sayang, kamu inget saat ayahu mengidap penyakit yang sama denganmu? Ayahmu selalu memberikan kita kenangan manis sebelum dia pergi. Apakah  kamu tak ingin memberikan bunda dan Dhitya hal yang sama.?”
“Tapi bunda, Yunda tak ingin bunda dan Dhitya merasa kehilangan seperti yang Yunda rasakan pada ayah bunda.”
“Tidak sayang, kamu harus menemui Dhitya lagi, bunda tau dia sangat menyayangimu dan dia masih setia menunggumu sayang.”
“Baiklah bunda, aku akan menemuinya.”
Yunda langsung menelphone pemilik hatinya, Dhitya.Yunda merasa gerogi saat Dhitya mengangkat telphonenya itu.
“Hallo, Yundaku sayang? Bagaimana kabarmu?Aku sangat kangen padamu.Bolehkan aku bertemu denganmu sayangku?”
“Halo Dhityaku sayang.Aku baik-baik saja sayang, aku ingin kita bertemu nanti sore di tempat biasa sayang.Aku kangeen sekali ma kamu sayangku.”
“Emh, baiklah sayangku, pasti aku akan datang, aku sudah tak sabar ingin bertemu denganmu lagi sayangku. Jam 4 sore yah.”
“Ia Dhityaku sayang, jam 4 tepat di tempat biasa.”
“Ia sayangku, aku pasti menemuimu sayang.”
“Udah dulu yah sayang, aku mau siap-siap dulu.”
“Ia sayangku. I LOVE YOU.”
“I LOVE YOU TOO sayang. Muuuuaaaach”
“Muuuuaaaacccch
Telephone terputus.Yunda segera bersiap-siap untuk menemui tambatan hatinya itu. Jam 3.30 yunda sudah bersiap untuk berangkat ketempat favorite mereka berdua. Sesampainya disana, Dhitya sudah menunggunya, setelah melihat Yunda datang, Dhitya segera memeluk pujaannya itu. Mereka sangat merindu satu sama lain. Dan ternyata, pada hari itu juga Yunda dilamar oleh Dhitya. Diiringi oleh lagu “From This Moment dari Tsania Twain”


%  (I do swear that I'll always be there. I'd give anything and everything and I will always care. Through weakness and strength, happiness and sorrow, for better for worse, I will love you with every beat of my heart.)
From this moment life has begun
From this moment you are the one
Right beside you is where I belong
From this moment on

From this moment I have been blessed
I live only for your happiness
And for your love I'd give my last breath
From this moment on

I give my hand to you with all my heart
Can't wait to live my life with you, can't wait to start
You and I will never be apart
My dreams came true because of you

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment on

You're the reason I believe in love
And you're the answer to my prayers from up above
All we need is just the two of us
My dreams came true because of you

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment
I will love you as long as I live
From this moment on




Lagi-lagi Dhitya membuat hati Yunda bagai tebang keawan.Dhitya begitu so sweet pada Yunda.Dan Yunda juga lagi-lagi hanya bisa menganggukkan kepalanya. Tanda ia setuju.
Akhirnya Yunda dan Dhitya resmi tunangan dan rencananya, 14 Februari ini Yunda dan Dhitya akan melangsungkan pernikahan. Masih ada sisa 1 tahun lagi menuju kehari terpenting bagi mereka berdua.Disamping rasa senang yang sedang mereka rasakan, kondisi kesehatan Yunda semakin memburuk.Kanker yang diderita Yunda semakin ganas menggerogoti tubuh Yunda.Kini, rambut Yunda sudah muali rontok dan kepalanya semakin pusing. Yunda merasa dia tak akan bertahan hidup lebih lama lagi. Namun, karena Dhitya selalu memberinya semangat dalam menjalani hidup ini, akhirnya Yunda juga semangat.
Tak terasa hari yang mereka tunggu-tunggu datang juga.Akhirnya Yunda dan Dhitya resmi menjadi seorang suami istri. Mereka segera berangkat bulan madu, dalam perjalanan, tiba-tiba Yunda merasakan pusing yang sangat sakit sekali, tapi dia tetap menahannya, ia tidak mau merusak suasana hati suaminya itu. Karena Yunda tau, sinar mata Dhitya menunjukkan bahwa dia senang sekali hari ini. Sesampainya di taman bunga tulip Belanda, Yunda bermanjaan dengan sang suami. Mereka menggelar tikar dan meletakkan kotak bekal mereka.Tak lupa Yunda membawa pula album dimana terdapat foto-foto mereka saat pertama PDKT hingga nikah saat ini.
Dipandanginya kenangan itu sambil Yunda tiduran dipangkuan Dhitya. Mereka mengingat kembali masa lalu mereka yang manis bersama. Namun, tiba-tiba Yunda merasakan pusing yang teramat sangat, dan dia menyerahkan secarik kertas pada Dhitya, Yunda ingin Dhitya membacakan isi kertas itu untuknya.
Teruntuk Suamiku tersayang.
Sayang, aku minta maaf jika selama ini aku membuat hatimu terluka dan aku belum bisa membahagiakanmu seutuhnya.Padahal diirimu selalu memberiku apapun yang menjadi kesenanganku walaupun aku belum memintanya kau sudah memberikan padaku.Aku sangat beruntung dicintai oleh makhluk sempurna sepertimu sayangku.Dan jika nanti aku pergi karna penyakitku ini, aku mohon kamu bisa mengikhlaskan diriku. Dan aku mohon kamu akan tetap menyisakan secuil ruang dihatimu untuk mengingat aku, orang yang menyayangimu tapi tak tau cara membuatmu bahagia. Maaf sayang, sekali lagi aku minta maaf. Dan aku mohon, kelak saat kau telah menemukan bidadari lain, kau akan menggunakan namaku ini buat anakmu kelak. Agar kau bisa selalu memanggil namaku ini, walaupun dalam raga dan sukma yang lain. I LOVE YOU sayangku. Semoga saja kamu akan menemukan bidadari lain yang lebih menyayangimu dibandingkan aku.
Dhitya membaca kertas itu dengan penuh linangan air mata, ia tak bisa membayangkan bagaimana hidupnya nanti tanpa sang istri. Karena bagi Dhitya, Yunda adalah separuh hatinya, dan Yunda adalah anugrah terindah yang diberikan tuhan pada Dhitya. Saat Dhitya selesai membaca surat itu, Yunda melihat kearah Dhitya dan tersenyum manis. Dhitya segera memeluk permata hatinya itu.Dan saat dipelukan Dhitya itu pula Yunda menghembuskan nafas terakhirnya dalam rasa tenang dan hati yang senang.
Tiga tahun setelah Yunda meninggalan Dhitya tuk selamanya, Dhitya tak kunjung bisa menemukan cintanya yang lain. Ia masih berkutat dalam kesedihan dan air mata. Dia masih saja tak sanggu untuk mengingat bahwa Yunda telah tiada. Setelah Dhitya membaca surat pemberian Yunda lagi tuk kesekian kalinya ia sadar. Bahwa Yunda akan merasa sedih jika Yunda melihat Dhitya dalam keadaan seperti ini. Untuk itu, Dhitya berusaha untuk bangkit dan melanjutkan hidup.
Akhirnya saat reuni SMA Dhitya bertemu lagi dengan Shyna.Dan akhirnya mereka menutuskan untuk menikah.Satu bulan setelah pernikahan, Shyna pun hamil.Betapa ssenangnya hati Dhitya.Dan dia berharap anaknya kelak adalah seorang perempuan cantik seperti Yunda.Benar saja, setelah lahir, bayi perempuan itu cantik dan memiliki rambut coklat bergelombang seperti Yunda. Dan Dhitya pun memberikan nama Ayunda Letitia Zahra untuk anaknya itu. Dari kejauhan, Dhitya melihat Yunda tersenyum melihat Dhitya bahagia bersama keluarga barunya, Dhitya, Shyna dan Yunda kecil.
Dan Dhitya selalu merasa Yunda tetap bersama dia, karna ada Ayunda kecil yang Dhitya anggap sebagai Yunda.Dan Dhitya sangat mencintai anaknya itu tentunya sebagai anak.

*THE END*

0 komentar:

Posting Komentar