Ayunda
Letitia Zahra, gadis kelas satu SMA yang sangat polos, ramah, pintar dan banyak
disukai cowok-cowok disekolah. Ia merupakan anak pertama dari 1 saudara. Yups,
dia anak tunggal. Yunda, itulah nama panggilan gadis manis ini. Disekolahnya
ini Yunda selalu menduduki peringkat pertama di kelasnya bahkan dia peringkat
pertama parallel.
Dan,
diperingkat pertama untuk kelas tiga adalah Adhitya Revan Andrean.Cowok keren
yang menjadi idola semua cewek di SMA ini. Dhitya, adalah cowok yang keren,
pintar, cool, ramah, baik hati dan ia juga menjadi kapten basket disekolahnya
itu. Tak jarang, Dhitya selalu diuber-uber cewek-cewek cantik
disekolah ini. Tapi herannya, belom ada seorang gadis pun yang dipilihnya untuk
menjadi seorang pacar.
“Yunda,
ikut aku yuk”
“Kemana
sih Shyn?”
“Aku
ingin liat pertandingan basket dilapangan Yunda.Kan ada Kak Dhitya disana. Ayuk
ikut aku Yun, aku pengen kamu yang nemenin..”
Yah,
Shynia adalah sahabat baik Yunda sejak mereka duduk dikelas 3 SMP hingga saat
ini.Dan kebetulan Shyna dan Yunda selalu satu kelas.Tak heran mereka sangat
akrab dan sudah seperti saudara.Shyna adalah salah satu cewek disekolah yang
menjadi ‘Dhityanezer’ yah, para fans dari Adhitya Revan Andrean. Tak
heran jika setiap pertandingan basket digelar Shyna selalu berpenampilan sangat
berbeda dari biasanya dan ia sangat antusias untuk mendapat bangku paling depan
agar bisa bertemu dengan sang pangeran hatinya itu. Seperti kali ini.Dia
menarik tangan Yunda sahabatnya itu untuk melihat pertandingn basket terebut.
Kali
ini, kelompok basket sekolah mereka menggunakan seragam basket berwarna putih
biru dan Dhitya tampil dengan sangat menawan.Dia menggunakan nomor 7.Memang, 7
adalah nomor kesukaan Dhitya.
Saat
Dhitya mulai memasuki lapangan, sorak sorai para Dhityanezer membahana.
Tak jarang para fans Dhitya ini berteriak histeris saat Dhitya memasuki
lapangan. Apalagi jika Dhitya sudah mengeluarkan senyum manisnya itu, yang ditambah
dengan bumbu lesung pipi Dhitya yang indah pasti cewek-cewek bakalan ‘klepek-klepek’
kayak ikan yang jauh dari air.
“ih,
apaan sih cewek-cewek ini? Keren juga gua dari pada si Dhitya..” omel Riza
dibalik sorak sorai ricuh pendukung Dhitya.
“Minggir,
gua mau lewat..” bentak Gabriela pada salah satu cewek yang menghalangi
jalannya.
Gabriela
memang selalu begitu, dia selalu menganggap semuanya tak berharga
dimatanya.Karna dia merasa bahwa hanya dia cewek paling cantik dan tajir
disekolah ini.
“Kak
Dhitya… Kamu PASTI MENAANG…!!! Kak Dhitya SEMAANGAAAAT…!!!” teriak Shyna saat
Ditya berlalari didepannya. Dan Dhitya pun menoleh kearahnya dan memberinya
senyuman manisnya itu.
“Yunda,
lihat deh..Kak Dhitya senyum kearahku.Yunda, dia senyum ke aku.”
“Ia-ia
Shyn, gua liat kok.Dia senyum kearah loe.” Jawab Yunda sambil matanya focus ke
buku sejarah.
“Ih,
Yunda… beneran dong, dengerin aku napa? Jangan baca iu mulu..”
“Ia
Shynaku sayang..” Yunda mendongakkan kepalanya dan menatap Shyna dengan puppy
eyes nya.
“Iih,
Yunda ah… Kak Dhitya… Kak Dhitya.. SEMANGAT”
“Ih,
apaan sih cewek ini.Biasa aja coba.Mau loe triak sampai pita suara loe itu
putus Dhitya enggak bakalan mau dengerin loe. Dhitya itu sukanya sama gua. Gak
mungkin lah, Dhitya mau ngeliha cewek jelek, bau, dan udik macam loe itu.
Jangan mimpi ya NON..” hardik Gabriela kearah Shyna
“Ih,
biasa aja coba.Gak usah nyolot. Jangan mentang-mentang kamu anak orang kaya
terus kamu bisa seenaknya gitu sama orang lain. Belum tentu juga Kak Dhitya suka
sama elo. Cewek gak tau malu yang bisanya cuma ngehabisin uang orang tua dan
gak bisa mandiri.”
“Ih,
beraninya kamu ngomng kayak gitu dihadapan gua.Awas ya loe.Gak bakalan selamat
hidup loe.Karna loe dah berani ngehina gua.” Jawab Gabriela dengan penuh emosi
pada Shyna
“Enggak
takut tuuh.. :P”
Gabriela
segera meninggalkan lapangan karena moodnya sudah dibuat jelek oleh Shyna.Baru
kali ini ada cewek yang berani ngomong gitu ke arah Gabriela. Dan ia tak akan
tinggal diam. Dia sudah menyusun rencana agar Shyna menyesal telah mengatakan
itu padanya.
“Shyna,
ngapain sih kamu cari gara-gara samaKak Gabriela? Dah tau dia Kakak Kelas
paling aneh, masih aja kamu ladeni.”
“Biarin
Yun, aku gak suka aja dia semena-mena kayak gini. Dia pikir aku bakalan takut
ma dia?Gak bakalan.”
Setelah
pertandingan selesai, sekola Yunda pulang dengan membawa sejuta rasa
bangga.Karena sekolahnya pulang dengan membawa bermacam piala.Pertama,
dipertandingan tadi sekolahnya menang dengan sekor yang jauh.Kemudian Dhitya
tampil sebagai kapten yang paling sukses, dia juga membawa pulang piala sebagai
pemain terbaik.Selain itu Pak Hugo, pelatihnya dinobatkan menjadi pelatih
basket SMA terbaik.Betapa bangganya Yunda karena sekolahnya tampil dengan
memuaskan dan memborang banyak sekali piala.
Saat
perjalanan pulang, Yunda dan Shyna bertemu dengan Dhitya dijalan. Dhitya
menghampiri Shyna dan Yunda yang sedang berjalan kaki di taman sekolah.
“Hai
Yun,,, Hai Shyn..”
“Emh,
hai Kak..” jawab Yunda dengan memberikan senyuman kepada Dhitya.
“Emh,,
emh,, h,ha,hai Kak, Kak Dhitya” Shyna sangat grogi saat dipanggil Dhitya karena
dia sangat menyukai Dhitya. Jantungnya berdebar tak sesuai dengan ritme
biasanya.
“Kak,
bagus sekali tadi permainan Kakak.Selamat yah, kakak sukses.”
“EMh,
ia yun, terima kasih.Emh, btw nanti ada acara enggak, aku mau mengajak kalian
makan siang dikantin.Aku traktir deh.Itung-itung syukuran
kemenanganku.Bagaimana bisa tidak?”
“BOLEEH.”
Seru Shyna. Dia tak bisa menahan emosinya.Karena dia begitu senang karena
Dhitya mengajakknya makan siang. Jarang-jarang kan Dhitya mengajaknya seperti
ini.
“Emh,
OKey. Nanti jam makan siang aku tunggu disini yah.”
“Ia
Kak Dhitya.Makasih yah.Btw, aku masuk kelas dulu yah Kak. Aku masih ada kelas
ee..”
“Ia
deh Ayunda Letitia Zahra..”
“Hafal
banget Kak Dhitya..???”
“ia
lah, masak yah gak hafal sih sama nama sebagus itu.? Hhehehe”
“Biasa
aja ah Kak..”
Ayunda
dan Shyna pun meninggalkan Dhitya ditaman sendirian. Karena mereka masih ada
jam pelajaran.
Teet..teeet..
teeeet…
Bel
tanda istirahat makan siang berbunyi. Yunda dan Shyna langsung bergegas menuju
ke taman dimana hitya menunggu mereka. Sesampainya disana, Dhitya segera bangun
dan bergegas menuju ke kantin bersama Yunda dan Shyna.Dijalan menuju kantin,
mereka ngobrol, dan banyak sekali cewek yang melihat mereka sangat iri, karena
selama ini jarang sekali Dhitya mau ngobrol ma cewek.Apalagi menuju kantin.Hal
tersebut dirasakan pula oleh Gabriela. Dia merasa cemburu karena ia tak pernah
bisa mengajak Dhitya makan bareng ke kantin. Dan Gabriela pun mendekati mereka.
“Hai
Dhitya.. Mu kemana nih.? Kok aku enggak diajak.?” Tanya Gabriela penuh rayu
pada Dhitya.
“Bukan
urusan kamu.Kan sudah kubilang, jangan pernah kamu mendekatiku lagi.Aku rishi
melihatmu Gabriela.” Jawab Dhitya ketus
“Oh,
jadi begitu?Okey kalo itu memang mau kamu.Tapi awas yah Dhit.Tunggu saja
pembalasanku.”
Dhitya
segera pergi meninggalkan Gabriela, tangannya menarik tangan Yunda.Setelah
cukup jauh, barulah Dhitya melepaskan genggaman tangannya.Dia segera mengajak
Yunda dan Shyna masuk kekantin.Dikantin Dhitya banyak cerita tentang
dirinya.Tapi, tatapan matanya hanya mengarah ke Yunda saja.Sedangkan Shyna tak
pernah dianggapnya.
Setelah
kejadian itu, Dhitya dan Yunda bertambah dekat.Mereka sering kali menghabiskan
waktu istirahat bersama.Dan sekarang tanpa Shyna.Shyna sadar, Dhitya lebih suka
kepada Yunda ketimbang dirinya.Jadi, sebagai sahabat yang baik, Shyna lebih
memilih untuk mengalah kepada Yunda.
Namun,
berbeda dengan Gabriela.Dia tak suka ada cewek yang ngedeketin Adhitya. Padahal
dia juga sudah jelas-jelas ditolah Adhitya, tapi ia tetap berusaha menjauhkan
Dhitya dengan Yunda. Walaupun sebenernya Gabriela tidak suka lagi dengan Dhitya
tapi dia ingin melihat Dhitya menderita.Dia ingin membalaskan dendamnya karena
Dhitya dulu menolaknya mentah-mentah dihadapan banyak orang.Dan menurut
Gabriela itu harus dibalaskan.
Gabriela
selalu menjahili Yunda dan dia tidak pernah mau melihat Dhitya dan Yunda
berduaan. Dia selalu mencari cara agar mereka berdua berpisah dan tak pernah
hidup bahagia.
Namun,
karena kekuatan cinta, Yunda dan Dhitya berhasil melewati rintangan itu.Dan
akhirnya sesuatu terjadi pada Yunda.Sesuatu yang baru dialaminya.
“Yunda,
bisa minta tolong enggak?” Dhitya datang menghampiri meja Yunda
“Oh,
minta tolong apaKak, kalo bisa aku bantu pasti aku bakalan bantu”
“Begini,
apakah kamu nanti malam tidak ada acara Yun?”
“Emh,
sepertinya tidak, memang kenapa?”
“Aku
ingin mengundangmu ke acara ulang tahunku yang ke 17 nanti malam.Kamu bisa
datang tidak?”
“Emh,
sepertinya bisa Kak, baiklah akan aku usahakan datang.”
“Terima
kasih Yunda. Aku akan tunggu kehadiranmu jam 7 malam dirumahku yah,”
“Siiap
Kakak.”
Malam
ini Yunda terlihat sangat cantik.Ia menggunakan rok warna ping muda selutut
dengan sepatu berwarna ping tua. Rambut gelobang warna coklat indahnya itu
dibiarkan tergerai dan menggunakan bando yang berwarna senada dengan sepatunya.
Wajah tirus miliknya ia poles dengan make up natural yang sangat menawan. Ia
terlihat sangat cantik. Yunda berangkat dengan menenteng tas yang berwarna
putih.
Sesampainya
dirumah Dhitya, Yunda disambut dengan senyuman manis pemilik rumah, yah tentuu
saja Dhitya.
“Silakan
masuk Ayunda Letitia Zahra. J “
“terima
kasih Kak Adhitya Revan Andrean… J “
“Emh,
mau dansa denganku?”
“Baiklah,
tapi aku tak begitu bisa berdansa.”
“Tak
apalah, ayo aku ajari”
Mereka
berdua berdansa dengan sangat indah.Mereka menjadi perhatian semua tamu yang
hadir.Namun, ditengah mereka berdansa tiba-tiba music mati dan lampu tiba-tiba
padam.Saat itu pula Yunda kehilangan tangan Dhitya.Dan tiba-tiba Dhitya ada
diatas panggung dengan lilin sebagai penerangannya.
“Aku
ingin menyanyikan sebuah lagu bagi pujaan hatiku yang ada disini.”
% Dia hanya dia di duniaku
Dia hanya dia di mataku
Dunia terasa telah menghilang
Tanpa ada dia di hidupku
Sungguh sebuah tanya yang terindah
Bagaimana dia merengkuh sadarku
Tak perlu ku bermimpi yang indah
Karena ada dia di hidupku
Ku ingin dia yang sempurna yang sempurna
Untuk diriku yang biasa yang biasa
Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya
Ku ingin semua yang ada pada dirinya
Ku hanya manusia biasa yang biasa
Tuhan bantu ku tuk berubah untuk berubah
'tuk miliki dia, tuk bahagiakannya
'tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia
Ku ingin dia yang sempurna yang sempurna
Untuk diriku yang biasa
Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya
Ku ingin semua yang ada pada dirinya
Ku hanya manusia biasa yang biasa
Tuhan bantu ku tuk berubah tuk berubah
'tuk miliki dia, tuk bahagiakannya
'tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia
Dia hanya dia di mataku
Dunia terasa telah menghilang
Tanpa ada dia di hidupku
Sungguh sebuah tanya yang terindah
Bagaimana dia merengkuh sadarku
Tak perlu ku bermimpi yang indah
Karena ada dia di hidupku
Ku ingin dia yang sempurna yang sempurna
Untuk diriku yang biasa yang biasa
Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya
Ku ingin semua yang ada pada dirinya
Ku hanya manusia biasa yang biasa
Tuhan bantu ku tuk berubah untuk berubah
'tuk miliki dia, tuk bahagiakannya
'tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia
Ku ingin dia yang sempurna yang sempurna
Untuk diriku yang biasa
Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya
Ku ingin semua yang ada pada dirinya
Ku hanya manusia biasa yang biasa
Tuhan bantu ku tuk berubah tuk berubah
'tuk miliki dia, tuk bahagiakannya
'tuk menjadi seorang yang sempurna untuk dia
“Yunda,
I LOVE YOU. Aku ingin kau menjadi pendampingku.Karena kamu yang bisa membuatku
merasa nyaman dan membuatku bisa merasakan hidup.Maukah kamu menjadi pacarku
Ayunda Letitia Zahra?”
Deg,
hati Ayunda sangat kaget.Semua badannya lemas dan dia hanya bisa menjawab
pertanyaan Dhitya itu dengan anggukan kepala.Mereka resmi menjadi sepasang
kekasih saat itu juga.Tepat saat Dhitya berumur 17 tahun.
Saat hubungan mereka genap berumur 6 tahun, Yunda
mengajak Dhitya kerumahnya.Ia ingin memperkenalkan kekasih hatinya itu kepada
ibunya. Setelah sampai dirumah, Dhitya disambut dengan sangat ramah dan
welcome.Ibu Yunda sangat senang pada Dhitya.Dan Yunda bahagia bisa melihat itu.
Namun,
itu tak berjalan lama.Suatu hari, Yunda menyuruh ibunya mengusir Dhitya saat
Dhitya mencarinya dirumah.Ia tak pernah mau bertemu dengan Dhitya. Hal itu
berlangsung hingga berbulan-bulan.Ibu Yunda kebingungan dengan kelakuan anaknya
itu.Sekarang Yunda tak pernah keluar kamar, dia juga tak mau melanjutkan
kualiahnya di bidang IT disalah satu universitas terbesar. Dan Dhitya, ia
bingung dengan sikap permata hatinya itu. Ia tak tau knapa Yunda sekarang
berubah. Dan Dhitya juga tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Dia hanya
bisa menunggu hingga Yunda kembali menjadi Yunda yang dulu.Karena Dhitya sangat
menyayangi Yunda.
Dan
saat Yunda pergi untuk membeli obatnya diapotik, ibuYunda sengaja masuk
kekamarnya dan membaca kertas dimeja belajar Yunda.Dan ternyata kertas itu
adalah kertas fonis dokter bahwa Yunda mengidap kanker otak.Dan tak disadari
ibunya sekarang sudah stadium 2.Dan saat Yunda kembali kekamar, Ibunya segera
memeluknya erat.Dan Yunda juga balas memeluk ibunya itu erat.
“Sayang,
kenapa kamu tak menceritakan hal itu pada bunda sayang?Bunda pasti bisa
memberimu jalan yang baik. Tidak seperti ini, tidak dengan cara yang membuat
semua orang panic begini sayang..”
“Maaf
Bunda, Yunda tak bisa menceritakan ini semua. Yunda tak ingin orang yang sayang
ma Yunda menjadi sangat kehilangan, bun.”
“Tapi
tidak begitu sayang, kamu inget saat ayahu mengidap penyakit yang sama
denganmu? Ayahmu selalu memberikan kita kenangan manis sebelum dia pergi.
Apakah kamu tak ingin memberikan bunda
dan Dhitya hal yang sama.?”
“Tapi
bunda, Yunda tak ingin bunda dan Dhitya merasa kehilangan seperti yang Yunda
rasakan pada ayah bunda.”
“Tidak
sayang, kamu harus menemui Dhitya lagi, bunda tau dia sangat menyayangimu dan
dia masih setia menunggumu sayang.”
“Baiklah
bunda, aku akan menemuinya.”
Yunda
langsung menelphone pemilik hatinya, Dhitya.Yunda merasa gerogi saat Dhitya
mengangkat telphonenya itu.
“Hallo,
Yundaku sayang? Bagaimana kabarmu?Aku sangat kangen padamu.Bolehkan aku bertemu
denganmu sayangku?”
“Halo
Dhityaku sayang.Aku baik-baik saja sayang, aku ingin kita bertemu nanti sore di
tempat biasa sayang.Aku kangeen sekali ma kamu sayangku.”
“Emh,
baiklah sayangku, pasti aku akan datang, aku sudah tak sabar ingin bertemu
denganmu lagi sayangku. Jam 4 sore yah.”
“Ia
Dhityaku sayang, jam 4 tepat di tempat biasa.”
“Ia
sayangku, aku pasti menemuimu sayang.”
“Udah
dulu yah sayang, aku mau siap-siap dulu.”
“Ia
sayangku. I LOVE YOU.”
“I
LOVE YOU TOO sayang. Muuuuaaaach”
“Muuuuaaaacccch
Telephone
terputus.Yunda segera bersiap-siap untuk menemui tambatan hatinya itu. Jam 3.30
yunda sudah bersiap untuk berangkat ketempat favorite mereka berdua. Sesampainya
disana, Dhitya sudah menunggunya, setelah melihat Yunda datang, Dhitya segera
memeluk pujaannya itu. Mereka sangat merindu satu sama lain. Dan ternyata, pada
hari itu juga Yunda dilamar oleh Dhitya. Diiringi oleh lagu “From This Moment
dari Tsania Twain”
% (I do swear that I'll always be there. I'd give
anything and everything and I will always care. Through weakness and strength,
happiness and sorrow, for better for worse, I will love you with every beat of
my heart.)
From this moment life has begun
From this moment you are the one
Right beside you is where I belong
From this moment on
From this moment I have been blessed
I live only for your happiness
And for your love I'd give my last breath
From this moment on
I give my hand to you with all my heart
Can't wait to live my life with you, can't wait to start
You and I will never be apart
My dreams came true because of you
From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment on
You're the reason I believe in love
And you're the answer to my prayers from up above
All we need is just the two of us
My dreams came true because of you
From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment
I will love you as long as I live
From this moment on
From this moment life has begun
From this moment you are the one
Right beside you is where I belong
From this moment on
From this moment I have been blessed
I live only for your happiness
And for your love I'd give my last breath
From this moment on
I give my hand to you with all my heart
Can't wait to live my life with you, can't wait to start
You and I will never be apart
My dreams came true because of you
From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment on
You're the reason I believe in love
And you're the answer to my prayers from up above
All we need is just the two of us
My dreams came true because of you
From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment
I will love you as long as I live
From this moment on
Lagi-lagi
Dhitya membuat hati Yunda bagai tebang keawan.Dhitya begitu so sweet pada
Yunda.Dan Yunda juga lagi-lagi hanya bisa menganggukkan kepalanya. Tanda ia
setuju.
Akhirnya
Yunda dan Dhitya resmi tunangan dan rencananya, 14 Februari ini Yunda dan
Dhitya akan melangsungkan pernikahan. Masih ada sisa 1 tahun lagi menuju kehari
terpenting bagi mereka berdua.Disamping rasa senang yang sedang mereka rasakan,
kondisi kesehatan Yunda semakin memburuk.Kanker yang diderita Yunda semakin
ganas menggerogoti tubuh Yunda.Kini, rambut Yunda sudah muali rontok dan
kepalanya semakin pusing. Yunda merasa dia tak akan bertahan hidup lebih lama
lagi. Namun, karena Dhitya selalu memberinya semangat dalam menjalani hidup
ini, akhirnya Yunda juga semangat.
Tak
terasa hari yang mereka tunggu-tunggu datang juga.Akhirnya Yunda dan Dhitya
resmi menjadi seorang suami istri. Mereka segera berangkat bulan madu, dalam
perjalanan, tiba-tiba Yunda merasakan pusing yang sangat sakit sekali, tapi dia
tetap menahannya, ia tidak mau merusak suasana hati suaminya itu. Karena Yunda
tau, sinar mata Dhitya menunjukkan bahwa dia senang sekali hari ini.
Sesampainya di taman bunga tulip Belanda, Yunda bermanjaan dengan sang suami.
Mereka menggelar tikar dan meletakkan kotak bekal mereka.Tak lupa Yunda membawa
pula album dimana terdapat foto-foto mereka saat pertama PDKT hingga nikah saat
ini.
Dipandanginya
kenangan itu sambil Yunda tiduran dipangkuan Dhitya. Mereka mengingat kembali
masa lalu mereka yang manis bersama. Namun, tiba-tiba Yunda merasakan pusing
yang teramat sangat, dan dia menyerahkan secarik kertas pada Dhitya, Yunda
ingin Dhitya membacakan isi kertas itu untuknya.
Teruntuk
Suamiku tersayang.
Sayang,
aku minta maaf jika selama ini aku membuat hatimu terluka dan aku belum bisa
membahagiakanmu seutuhnya.Padahal diirimu selalu memberiku apapun yang menjadi
kesenanganku walaupun aku belum memintanya kau sudah memberikan padaku.Aku sangat
beruntung dicintai oleh makhluk sempurna sepertimu sayangku.Dan jika nanti aku
pergi karna penyakitku ini, aku mohon kamu bisa mengikhlaskan diriku. Dan aku
mohon kamu akan tetap menyisakan secuil ruang dihatimu untuk mengingat aku,
orang yang menyayangimu tapi tak tau cara membuatmu bahagia. Maaf sayang,
sekali lagi aku minta maaf. Dan aku mohon, kelak saat kau telah menemukan
bidadari lain, kau akan menggunakan namaku ini buat anakmu kelak. Agar kau bisa
selalu memanggil namaku ini, walaupun dalam raga dan sukma yang lain. I LOVE
YOU sayangku. Semoga saja kamu akan menemukan bidadari lain yang lebih
menyayangimu dibandingkan aku.
Dhitya
membaca kertas itu dengan penuh linangan air mata, ia tak bisa membayangkan
bagaimana hidupnya nanti tanpa sang istri. Karena bagi Dhitya, Yunda adalah
separuh hatinya, dan Yunda adalah anugrah terindah yang diberikan tuhan pada
Dhitya. Saat Dhitya selesai membaca surat itu, Yunda melihat kearah Dhitya dan
tersenyum manis. Dhitya segera memeluk permata hatinya itu.Dan saat dipelukan
Dhitya itu pula Yunda menghembuskan nafas terakhirnya dalam rasa tenang dan
hati yang senang.
Tiga
tahun setelah Yunda meninggalan Dhitya tuk selamanya, Dhitya tak kunjung bisa
menemukan cintanya yang lain. Ia masih berkutat dalam kesedihan dan air mata.
Dia masih saja tak sanggu untuk mengingat bahwa Yunda telah tiada. Setelah
Dhitya membaca surat pemberian Yunda lagi tuk kesekian kalinya ia sadar. Bahwa
Yunda akan merasa sedih jika Yunda melihat Dhitya dalam keadaan seperti ini.
Untuk itu, Dhitya berusaha untuk bangkit dan melanjutkan hidup.
Akhirnya
saat reuni SMA Dhitya bertemu lagi dengan Shyna.Dan akhirnya mereka menutuskan
untuk menikah.Satu bulan setelah pernikahan, Shyna pun hamil.Betapa ssenangnya
hati Dhitya.Dan dia berharap anaknya kelak adalah seorang perempuan cantik
seperti Yunda.Benar saja, setelah lahir, bayi perempuan itu cantik dan memiliki
rambut coklat bergelombang seperti Yunda. Dan Dhitya pun memberikan nama Ayunda
Letitia Zahra untuk anaknya itu. Dari kejauhan, Dhitya melihat Yunda tersenyum
melihat Dhitya bahagia bersama keluarga barunya, Dhitya, Shyna dan Yunda kecil.
Dan
Dhitya selalu merasa Yunda tetap bersama dia, karna ada Ayunda kecil yang
Dhitya anggap sebagai Yunda.Dan Dhitya sangat mencintai anaknya itu tentunya
sebagai anak.
*THE
END*
0 komentar:
Posting Komentar