Analogi Jari Tangan

“Manusia berpikir, untuk menuju sukses 
dan bahagia cukuplah dengan harta. Namun, kenyataannya materi tidak menjamin seseorang bisa dikatakan sukses dan bahagia”


Analogi jari tangan menggambarkan hubungan yang harus terjalin dalam kehidupan ini menuju manusia yang sukses dan kebahagiaan yang sejati. Semuanya tidak hanya berurusan dengan materi melulu. Kelima hubungan ini harus ada dan tidak bisa dipaksakan. Namun, sulit untuk diberi nomor urutan karena setiap fungsi dari jari memiliki kelebihan.

Pertama, jari jempol (ibu jari) menggambarkan hubungan dengan diri sendiri. Ketika seorang mengaku diri maka kata petunjuk yang dipakai adalah menggunakan jari jempol. Hubungan yang harus dilakukan adalah kesadaran diri serta membangun potensi yang ada. Sehingga, tercipta keharmonisan antara tubuh, jiwa, dan roh.
Kedua, jari telunjuk menggambarkan hubungan dengan pekerjaan karena hampir sepertiga roda kehidupan manusia dipergunakan untuk bekerja. Bekerja merupakan sarana untuk menuju sukses yang kebanyakan manusia cara, yaitu materi, jabatan, kepopuleran dan fasilitas. Jari telunjuk banyak digunakan memberi perintah kerja. Sehingga, diperlukan kebijakan yang bijaksana dalam mengelola jari telunjuk agar tidak menimbulkan konflik.
Ketiga, jari tengah menggambarkan hubungan dengan Tuhan. Jari tengah yang memiliki ukuran lebih tinggi dibanding keempat jari lainnya. Ketika manusia jenuh dan capek dalam proses mengejar cita-cita, ambisi dan tujuan hidup banyak yang disadarkan kembali akan pentingnya rasa keTuhanan yang hakiki. Semua kembali kefitrahnya, membangun keimanan yang benar dimata Tuhan.
Keempat, jari manis menggambarkan hubungan dengan keluarga. Ketika pasangan muda yang memutuskan menikah dan menyematkan cincin pernikahan pada jari manis. Maka, terbentuklah lembaga terkecil. Hidup manusia tidak terlepas dari unsur keluarga. Membutuhkan jalinan yang dibangun dengan benar sebagai landasan berpijak.
Kelima, jari kelingking yaitu menggambarkan hubungan dengan sosial. Karena sejatinya manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan dengan karakter sosial tang tak bisa hidup sendiri. 

0 komentar:

Posting Komentar