Rahasia Kecantikan Orang Korea

Akhir-akhir ini efek dari fenomena Korean Wave mulai menghinggapi sebagian besar ABG di Indonesia, siapa yang tidak kenal Yoona SNSD, Si Won Super Junior atau Kim Hyun Joong? mayoritas pasti menganggukan kepala dan secara antusias akan berbicara tentang idol mereka masing-masing.
Umumnya para ABG mengagumi bakat akting, tarian, musik dan ketampanan atau kecantikan artis Korea yang terlihat begitu mempesona dengan kulit putih bercahaya tanpa cela, hidung mancung, bibir seksi, tinggi badan proposional nan semampai dan keindahan ragawi lainnya, jujur saja daya tarik fisik inilah yang diutamakan dibandingkan bakat seni artis asal korea itu, suatu kebohongan jika menyukai idol korea hanya semata bakat seninya saja, dan bagi saya itu wajar setiap makhluk hidup menyukai keindahan, bahkan Tuhan pun konon mencintai keindahan.

Maka, booming lah produk-produk kecantikan wajah yang mencatut nama Korea, pemutih wajah dan badan asal Korea, penghilang kerut Korea dan sebagainya, dunia fashion tidak luput dari Korea-isasi. Semuanya terhanyut dalam invasi budaya Korea, ingin memiliki kulit putih Korea, cantik seperti artis Korea, berbusana ala artis Korea. Saya sendiri akui desain ala Korea itu bagus, up to date dan unik, membuat setiap pemakainya terlihat fresh dan stylish. Lantas bisakah kita cantik dan tampan seperti orang Korea? Jawabannya tergantung, karena ada beberapa rahasia yang membuat artis Korea terlihat begitu cantik dan sempurna, mari kita bahas satu persatu:

Tak Ada Jalan yang Rata Untuk Sukses

Di pagi hari buta, terlihat seorang pemuda dengan bungkusan kain berisi bekal di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke puncak gunung yang terkenal.
Konon kabarnya, di puncak gunung itu terdapat pemandangan indah layaknya berada di surga. Sesampai di lereng gunung, terlihat sebuah rumah kecil yang dihuni oleh seorang kakek tua. Setelah menyapa pemilik rumah, pemuda mengutarakan maksudnya "Kek, saya ingin mendakigunung ini. Tolong kek, tunjukkan jalan yang paling mudah untuk mencapai ke puncak gunung". Si kakek dengan enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan pemuda.
"Ada 3 jalan menuju puncak, kamu bisa memilih sebelah kiri, tengah atau sebelah kanan?"
"Kalau saya memilih sebelah kiri?"
"Sebelah kiri melewati banyak bebatuan." Setelah berpamitan dan mengucap terima kasih, si pemuda bergegas melanjutkan perjalanannya. Beberapa jam kemudian dengan peluh bercucuran, si pemuda terlihat kembali di depan pintu rumah si kakek.
"Kek, saya tidak sanggup melewati terjalnya batu-batuan. Jalan sebelah mana lagi yang harus aku lewati kek?"
Si kakek dengan tersenyum mengangkat lagi 3 jari tangannya menjawab, "Pilihlah sendiri, kiri, tengah atau sebelah kanan?"
"Jika aku memilih jalan sebelah kanan?"
"Sebelah kanan banyak semak berduri." Setelah beristirahat sejenak, si pemuda berangkat kembali mendaki. Selang beberapa jam kemudian, dia kembali lagi ke rumah si kakek. Dengan kelelahan si pemuda berkata, "Kek, aku sungguh-sungguh ingin mencapai puncak gunung. Jalan sebelah kanan dan kiri telah aku tempuh, rasanya aku tetap berputar-putar di tempat yang sama sehingga aku tidak berhasil mendaki ke tempat yang lebih tinggi dan harus kembali kemari tanpa hasil yang kuinginkan, tolong kek tunjukkan jalan lain yang rata dan lebih mudah agar aku berhasil mendaki hingga ke puncak gunung." Si kakek serius mendengarkan keluhan si pemuda, sambil menatap tajam dia berkata tegas
 "Anak muda! Jika kamu ingin sampai ke puncak gunung, tidak ada jalan yang rata dan mudah! Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri, harus kamu lewati, bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi. Selama keinginanmu untuk mencapai puncak itu tetap tidak goyah, hadapi semua rintangan! Hadapi semua tantangan yang ada! Jalani langkahmu setapak demi setapak, kamu pasti akan berhasil mencapai puncak gunung itu seperti yang kamu inginkan! dan nikmatilah pemandangan yang luar biasa !!! Apakah kamu mengerti?”
Dengan takjub si pemuda mendengar semua ucapan kakek, sambil tersenyum gembira diamenjawab "Saya mengerti kek, saya mengerti! Terima kasih kek! Saya siap menghadapi selangkah demi selangkah setiap rintangan dan tantangan yang ada! Tekad saya makin mantap untuk mendaki lagi sampai mencapai puncak gunung ini.
Dengan senyum puas si kakek berkata, "Anak muda, Aku percaya kamu pasti bisa mencapai puncak gunung itu! Selamat berjuang!!! Tidak ada jalan yang rata untuk sukses!

Sama seperti analogi Proses pencapaian mendaki gunung tadi. Untuk meraih sukses seperti yang kita inginkan, Tidak ada jalan rata! tidak ada jalan pintas! Sewaktu-waktu, rintangan, kesulitan dan kegagalan selalu datang menghadang. Kalau mental kita lemah, takut tantangan , tidak yakin pada diri sendiri, maka apa yang kita inginkan pasti akan kandas ditengah jalan.Hanya dengan mental dan tekad yang kuat, mempunyai komitmen untuk tetap berjuang, barulah kita bisa menapak di puncak kesuksesan.